Kalau kamu mendengar kata filsafat, mungkin yang terbayang adalah orang duduk termenung sambil mempertanyakan makna hidup. Tapi tahukah kamu, ada cabang filsafat yang membahas hal-hal yang sangat dekat dengan kita? Tentang keadilan, kebebasan, kekuasaan, solidaritas, dan hidup bersama sebagai manusia. Itulah yang dibahas dalam filsafat sosial.
Filsafat sosial adalah cabang filsafat yang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tentang kehidupan masyarakat. Bukan soal pribadi, tapi soal bagaimana manusia hidup bersama, membentuk aturan, sistem, dan nilai bersama. Misalnya, kenapa ada orang kaya dan orang miskin? Apa itu keadilan? Apakah negara punya hak mengatur hidup kita? Dan bagaimana kita bisa hidup damai dalam perbedaan?
Yang menarik dari filsafat sosial adalah ia tidak langsung kasih jawaban pasti. Ia justru mengajak kita untuk bertanya lebih dalam, menggugat yang dianggap biasa, dan berpikir kritis soal kenyataan sosial yang sering kita anggap “sudah seharusnya begitu.” Misalnya, kita sering dengar bahwa kerja keras akan membawa kesuksesan. Tapi filsafat sosial bertanya, benarkah begitu? Atau sebenarnya sistem sosialnya memang sudah timpang dari awal?
Sepanjang sejarah, banyak pemikir besar mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Karl Marx misalnya, menggugat ketimpangan antara buruh dan pemilik modal. Ia melihat bahwa struktur ekonomi menentukan siapa yang punya kuasa dalam masyarakat. Sementara John Rawls, seorang filsuf modern, mencoba membayangkan sistem keadilan yang adil untuk semua orang. Ia membayangkan kita memilih aturan hidup tanpa tahu kita akan lahir sebagai siapa: kaya, miskin, laki-laki, perempuan, mayoritas, atau minoritas.
Filsafat sosial juga mempertanyakan hubungan antara individu dan masyarakat. Sejauh mana kita boleh bebas? Kapan kepentingan bersama lebih penting dari hak pribadi? Misalnya, dalam situasi pandemi, banyak perdebatan soal kebebasan individu vs aturan kesehatan publik. Di sinilah filsafat sosial hadir: ia tidak cuma melihat aturan dan sanksi, tapi juga nilai-nilai etis dan prinsip moral di balik keputusan bersama.
Selain itu, filsafat sosial juga berbicara tentang kekuasaan, siapa yang punya, bagaimana ia digunakan, dan bagaimana ia bisa disalahgunakan. Kita bisa melihat bahwa dalam banyak masyarakat, suara kelompok tertentu lebih didengar daripada yang lain. Pertanyaannya, apakah itu adil? Bagaimana kita bisa menciptakan ruang yang setara untuk semua orang, terlepas dari kelas sosial, gender, agama, atau latar belakang etnis?
Dengan belajar filsafat sosial, kita tidak hanya menjadi lebih kritis, tapi juga lebih reflektif dan peduli. Kita jadi tahu bahwa banyak hal dalam hidup kita, seperti gaji yang kita terima, cara sekolah bekerja, bahkan hubungan antar manusia. Semuanya dipengaruhi oleh struktur sosial yang lebih besar. Dan struktur itu bisa dibahas, dipertanyakan, bahkan diubah.
Penulis : Mohammad Nayaka Rama Yoga

Komentar
Posting Komentar