Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

Rasionalitas Instrumental dan Eksploitasi Ekonomi dalam Judi Online

Perkembangan teknologi digital telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam praktik perjudian. Judi online, yang marak terjadi di Indonesia meskipun dinyatakan ilegal, tidak hanya menjadi tantangan hukum tetapi juga menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang luas. Dalam perspektif  Jürgen Habermas , fenomena ini dapat dikaji melalui konsep  rasionalitas instrumental , di mana teknologi dan sistem ekonomi digunakan untuk mengendalikan masyarakat demi kepentingan kelompok tertentu. Judi online menjadi alat eksploitasi kapitalisme digital yang dirancang untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal dengan cara mengeksploitasi individu, terutama dari kelas ekonomi bawah, yang lebih rentan terhadap ketergantungan finansial akibat perjudian. Rasionalitas Instrumental dalam Judi Online Habermas  membedakan antara  rasionalitas komunikatif  dan  rasionalitas instrumental.  Rasionalitas komunikatif mengacu pada bentuk interaksi sosial ya...

Narasi Maskulin dalam Industri Film Militer Indonesia

Sumber Gambar : AI Industri film memiliki peran besar dalam membentuk dan mereproduksi nilai-nilai sosial dalam masyarakat, termasuk dalam membangun identitas gender dan nasionalisme . Di Indonesia, film dengan tema militer sering kali menggambarkan sosok prajurit yang kuat, disiplin, dan heroik , serta menampilkan citra militer sebagai institusi yang gagah dan berwibawa . Di balik kemasan heroisme tersebut, film militer di Indonesia cenderung didominasi oleh narasi maskulin , yang tidak hanya menekankan keberanian dan kekuatan laki-laki, tetapi juga membangun stereotip gender yang mempertahankan hegemoninya dalam politik, sosial, dan budaya . Film seperti Merah Putih (2009-2011) dan Jenderal Soedirman (2015) menggambarkan tokoh laki-laki sebagai pemimpin dan pejuang yang tak tergoyahkan. Mereka tidak hanya ditampilkan sebagai sosok dengan fisik yang kuat , tetapi juga sebagai figur yang memiliki mental baja, tekad yang tidak mudah goyah, dan disiplin yang tinggi . Stereotip ini men...

Membaca Dwi Fungsi ABRI Melalui Teori Kritis Mazhab Frankfurt

Sumber Gambar: AI Dwi Fungsi ABRI pertama kali dirumuskan sebagai kebijakan resmi pada tahun 1958, tetapi mencapai puncak pengaruhnya pada era Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Doktrin ini menyatakan bahwa militer memiliki dua fungsi utama: fungsi pertahanan keamanan dan fungsi sosial-politik . Dengan demikian, TNI tidak hanya bertanggung jawab atas pertahanan negara tetapi juga berhak terlibat dalam pemerintahan, ekonomi, dan aspek sosial lainnya. Mengutip pemikiran Antonio Gramsci tentang hegemoni , Kita dapat melihat Dwi Fungsi ABRI sebagai strategi untuk menjadikan dominasi militer dalam politik sebagai sesuatu yang wajar dan diterima oleh masyarakat. Hegemoni bukan hanya tentang penggunaan kekuatan fisik, tetapi juga tentang bagaimana gagasan tertentu dikonstruksi sedemikian rupa sehingga dianggap sebagai kebenaran yang tidak bisa diganggu gugat. Rezim Orde Baru menggunakan berbagai saluran seperti pendidikan, media, serta narasi sejarah untuk menanamkan gagasan bahwa t...